cnew song from The Rescues!
mungkin banyak dari kita yang masih asing dengan Band yang satu ini!
Ya, wajar memang mengingat The Rescues bukan merupakan band dari major label atau bisa dikatakan band ini adalah band Indie.
band yang menganut aliran Pop/Rock ini berdiri pada tahun 2008. Sayang sekali sampai sekarang belum banyak yang mengenal band ini, mungkin karena promosi yang terbatas.
baru-baru ini, The Rescue meluncurkan single terbaru mereka yang berjudul can't stand the rain.
soal lirik dan lagunya jangan ditanyakan lagi, kualitasnya (menurut saya) jauh diatas band-band pop ternama yang hanya menjual nama tanpa memperhatikan kualitas lagu. apalagi jika mengingat lagu-lagu mereka telah memenangkan berbagai lomba menulis lirik prestisius
lagu ini pas sekali buat anda semua yang sudah bosan dengan musik pop yang kualitasnya rata-rata. selain karena musiknya yang easy listening, liriknya pun memiliki arti yang mendalam.
enjoy this song!
Sabtu, 16 Juli 2011
Herr Der Diebe: Petualangan Para Pencuri Cilik
by: Cornelia Funke
buat orang-orang yang suka cerita fiksi anak-anak, wajib baca buku ini!
yap. buku ini adalah buku dari penulis Inkheart alias titenherz. (tau inkheart kan?)
sebenernya, buku ini udah lama terbit sih, kalo nggak salah tahun 2006 sudah pernah terbit, sayangnya waktu itu saya belum 'kenal' sama penulis satu ini. tahun 2011 ini, buku ini cetak ulang dengan ganti cover.
sebenernya saya sendiri nggak nyangka buku ini cetak ulang. secara karena covernya ganti, pertamanya saya nggak ngeh. covernya yang dulu benar-benar seperti buku anak-anak yang berwarna cerah diganti dengan ilustrasi hitam-putih yang bikin buku ini terkesan lebih keren dan jauh dari kesan bacaan anak-anak. apalagi judul aslinya ditulis jauh lebih besar daripada judul indonesianya.
di Indonesia, Herr Der Diebe sendiri berubah judul menjadi Pangeran Pencuri. sementara dibeberapa negara lain judul buku ini diterjemahkan menjadi The Thief Lord.
ceritanya sendiri merupakan kisah petualangan dua bersaudara, Bo dan Prosper, yang melarikan diri dari bibinya. mereka memilih untuk pergi ke Venezia. kenapa? karena teringat cerita mendiang ibu mereka tentang betapa ajaib dan indahnya kota itu. di kota ini mereka bertemu dengan teman-teman baru dan menjalani kehidupan baru yang 180 derajat dari kehidupan yang mereka bayangkan.
dikota ini pula mereka bertemu dengan pangeran pencuri dan berurusan dengan detektif getz.siapakah pangeran pencuri ini? mengapa ia disebut pangeran pencuri?
semua pertanyaan diatas akan terjawab setelah membaca 1/3 isi buku.
sekalipun judulnya adalah pangeran pencuuri, buku ini tidak menititik-beratkan pada pangeran pencuri. dan bisa dibilang saya sendiri cukup terkejut dengan alur ceritanya yang tidak disangka-sangka. mulai dari bertemu dengan sang Conte, menjalankan tugas dari sang Conte, dan perlahan-lahan jati diri pangeran pencuripun terkuak.
diawal buku akan ada puisi yang menceritakan keinginan seorang anak menjadi dewasa dan bagaimana orang dewasa mengingat masa kecilnya, beta mereka merindukan saat-saat itu meskipun kebenarannya mereka tidak pernah mengingat apapun.
mungkin pada awalnya puisi ini akan terasa absurb. tapi jangan khawatir, segera setelah anda membaca, perlahan anda akan memahami arti dari tiap kata di puisi ini.
buku ini menjadi recommended book dari saya karena dua alasan: yang pertama karena alur cerita yang begitu imajinatif dan sangat atraktif. yang kedua adalah karena pesan moral yang ada didalamnya.
jujur, cornelia funke adalah salah satu penulis favorite saya. sekalipun buku yang ditulisnya adalah buku anak-anak, saya selalu merasa saya tidak akan pernah menjadi terlalu tua untuk membaca buku-bukunya. belum lagi semua cerita yang ditulisnya selalu memberikan pesan moral yang kuat. jenis buku yang bisa membuat saya betah bergelung dikasur seharian untuk membaca dan salah satu cara efektif untuk saya ketika ingin 'kabur' dari dunia nyata.
buat orang-orang yang suka cerita fiksi anak-anak, wajib baca buku ini!
yap. buku ini adalah buku dari penulis Inkheart alias titenherz. (tau inkheart kan?)
sebenernya, buku ini udah lama terbit sih, kalo nggak salah tahun 2006 sudah pernah terbit, sayangnya waktu itu saya belum 'kenal' sama penulis satu ini. tahun 2011 ini, buku ini cetak ulang dengan ganti cover.
sebenernya saya sendiri nggak nyangka buku ini cetak ulang. secara karena covernya ganti, pertamanya saya nggak ngeh. covernya yang dulu benar-benar seperti buku anak-anak yang berwarna cerah diganti dengan ilustrasi hitam-putih yang bikin buku ini terkesan lebih keren dan jauh dari kesan bacaan anak-anak. apalagi judul aslinya ditulis jauh lebih besar daripada judul indonesianya.
di Indonesia, Herr Der Diebe sendiri berubah judul menjadi Pangeran Pencuri. sementara dibeberapa negara lain judul buku ini diterjemahkan menjadi The Thief Lord.
ceritanya sendiri merupakan kisah petualangan dua bersaudara, Bo dan Prosper, yang melarikan diri dari bibinya. mereka memilih untuk pergi ke Venezia. kenapa? karena teringat cerita mendiang ibu mereka tentang betapa ajaib dan indahnya kota itu. di kota ini mereka bertemu dengan teman-teman baru dan menjalani kehidupan baru yang 180 derajat dari kehidupan yang mereka bayangkan.
dikota ini pula mereka bertemu dengan pangeran pencuri dan berurusan dengan detektif getz.siapakah pangeran pencuri ini? mengapa ia disebut pangeran pencuri?
semua pertanyaan diatas akan terjawab setelah membaca 1/3 isi buku.
sekalipun judulnya adalah pangeran pencuuri, buku ini tidak menititik-beratkan pada pangeran pencuri. dan bisa dibilang saya sendiri cukup terkejut dengan alur ceritanya yang tidak disangka-sangka. mulai dari bertemu dengan sang Conte, menjalankan tugas dari sang Conte, dan perlahan-lahan jati diri pangeran pencuripun terkuak.
diawal buku akan ada puisi yang menceritakan keinginan seorang anak menjadi dewasa dan bagaimana orang dewasa mengingat masa kecilnya, beta mereka merindukan saat-saat itu meskipun kebenarannya mereka tidak pernah mengingat apapun.
mungkin pada awalnya puisi ini akan terasa absurb. tapi jangan khawatir, segera setelah anda membaca, perlahan anda akan memahami arti dari tiap kata di puisi ini.
buku ini menjadi recommended book dari saya karena dua alasan: yang pertama karena alur cerita yang begitu imajinatif dan sangat atraktif. yang kedua adalah karena pesan moral yang ada didalamnya.
jujur, cornelia funke adalah salah satu penulis favorite saya. sekalipun buku yang ditulisnya adalah buku anak-anak, saya selalu merasa saya tidak akan pernah menjadi terlalu tua untuk membaca buku-bukunya. belum lagi semua cerita yang ditulisnya selalu memberikan pesan moral yang kuat. jenis buku yang bisa membuat saya betah bergelung dikasur seharian untuk membaca dan salah satu cara efektif untuk saya ketika ingin 'kabur' dari dunia nyata.
Label:
Books,
Recommended
Minggu, 13 Maret 2011
Joe goes to Asia: city petition?
balik lagi dengan kabar dari Joe Brooks. melanjutkan kabar Joe Brooks Goes to Asia yang udah pernah diposting, kayaknya Joe serius deh waktu bilang dia mau ke Asia.

baru-baru ini, Joe mempublikasikan "petition" lewat page-nya di Facebook. Guess what? dalam petisi ini, Jakarta termasuk salah satu kota dari 6 kota di Asia...
nah, buat yang pingin banget nonton Joe Brooks di Indonesia, jangan lupa buat sign in di city petition-nya ya..
untuk jakarta/indonesia linknya di:
baru-baru ini, Joe mempublikasikan "petition" lewat page-nya di Facebook. Guess what? dalam petisi ini, Jakarta termasuk salah satu kota dari 6 kota di Asia...
nah, buat yang pingin banget nonton Joe Brooks di Indonesia, jangan lupa buat sign in di city petition-nya ya..
untuk jakarta/indonesia linknya di:
http://jakarta.joebrooks.com/
Minggu, 23 Januari 2011
The Mortal Instrument: City of Bones


Mau review buku lagi nih! kali ini buku karangan tante Cassandra Clare (cieee.. tante. berasa kenal) yang berjudul City of Bones.
CoB ini sendiri adalah buku pertama dari seri The Mortal Instrument. Total bukunya sendiri sampai sekarang belum diketahui. sekarang ini di negeri asalnya sendiri buku ini udah sampe seri ke 4. Yang pasti di Indonesia sudah ada 3 buku. Tebal halaman 664. soft cover. Penerbit: Ufuk.

Buku ini merupakan buku fiksi yang mengandung sedikit unsur romance di dalemnya dan inilah yang bikin buku satu ini makin seru. Nggak melulu soal monster sama iblis, ada cerita cinta yang complicated juga...
buku ini bercerita tentang seorang cewek remaja bernama Clary yang berusia 16 tahun. cerita dimulai ketika pada suatu malam Clary yang sedang pergi dengan sahabat karibnya, Simon, melihat seorang lelaki dan perempuan diikuti oleh 2 pria yang terlihat mencurigakan dan membawa senjata. mencium suatu hal yang tak beres, Clary memutuskan untuk mengikuti mereka. dua hal yang tidak disadarinya adalah, satu: ia melihat sesuatu yang tidak dilihat oleh orang lain dan kedua, tiap langkah yang diambilnya merupakan langkah menuju dunia baru yang tidak pernah ia bayangkan.
cerita semakin berkembang ketika Clary mengenal Jace. masalah demi masalah bermunculan seiring mengalirnya cerita. masalalu Clary diusik kembali.
lalu apa yang selanjutnya terjadi selanjutnya? siapa itu Valentine? kenapa Ibu Clary tiba-tiba menghilang? ada apa dibalik sikap aneh Simon? siapa Jace sebenarnya?
dalam buku ini, ada banyak banget unsur kejutannya. ceritanya dijamin nggak bikin bosen. tapi nggak tau ya kalo buat cowok... kalo buat cewek sih oke banget! secara penulisnya aja cewek.
baca buku ini bikin lupa waktu! habis dalam waktu 1 malem aja! liat aja pengakuan dari Stephenie Meyer (pengarang Twilight Saga) yang udah jatuh cinta sama The Mortal Instrument. sekalipun ada unsur romancenya, buat yang gak suka romantis-romantisan tenang aja! di buku ini cerita romance-nya nggak terlalu "menye" kok...
Label:
Books
Jumat, 21 Januari 2011
Jakarta Oh Jakarta!
Horee!! Jakarta!!!
Wait! Ngapain aku di Jakarta? Well.. alasannya adalah karena urusan sekolah. Urusan sekolah? Yah... nggak usah dibahas lah. Nggak penting juga. Hehehehe
Oke. Jadi here i am. Di ibu-kota negara kita tercinta. “terpaksa” menetap di kota super padat ini selama 3 minggu karena ada urusan sekolah.
Hmm... 3 minggu? Lama ya. tapi jangan tanya apa aja yang udah aku lakuin selama 3 minggu itu. karena jawabannya adalah: Nggak Ada! Yap! Biarpun menetap selama 3 minggu, toh nyatanya karena kesibukan jadwal ‘acara sekolah’, jadinya nggak sempet kemana-mana. Belum lagi jadwal super aneh yang dibikin sekolah bener2 nggak memungkinkan untuk berpetualang di Jakarta. Super aneh karena hari libur ditetapkan pada hari selasa. Bukan minggu. T_T
Tapi tenang.. untungnya, selama disini aku sudah sempet plesir kok, jadi di posting-an kali ini ceritanya akan berisi plesiran di Jakarta.
Sebenernya, acara plesiran ini nggak spesial-spesial amat kok. Intinya adalah, seorang anak semarang norak- main ke PIM alias Pondok Indah Mall. Apalagi, selama 3 minggu disini (yang berarti 3 kali kesempatan libur) cuma sempat plesir ke situ.. biasa banget kan?
Jadi, karena pada kesempatan pertama liburan nggak sempet main kemana-mana, dikesempatan kedua, aku kekeuh banget pingin jalan-jalan. Setelah melalui proses perizinan yang, untungnya, lumayan gampang, aku berangkatlah diembel-embeli 5 buntut (baca: orang yang sama-sama terjebak dalam ‘urusan sekolah’). Berangkatlah kita naik angkot disambung dengan Busway.
Kita skip aja bagian berangkatnya. Dan... jeng jeng.. sampe juga ke PIM. Masuk ke PIM, rombongan misah. Tujuan utama: mesin ATM. Sayang, karena orang ndeso, akhirnya aku tanya ke bapak satpam. Sempet ada insiden malu-maluin juga sih... yang saking malu-maluinnya, gak bakal aku bahas. Habis ambil uang cari makan. Nyam nyam nyam. Selesai makan mau kemana? Nonton!
Nggak kerasa, udah jam 2 siang. Padahal kita cuma dikasih izin sampe jam 3, perjalanannya 1 jam. dua kata: pulang sekarang! Akhirnya, temen-temen mutusin buat pulang ke asrama. Nggak tau kenapa, rasanya kok nggak puas ya? akhirnya aku nekat nerusin jalan-jalan ditemenin seorang teman yang ikutan nekat karena nggak puas jalan2. Jam 4. Hmm... pulang ah... akhirnya kita pulang. Naik busway ke lebak bulus, dari situ lanjut pake angkot nomer 46 atau 106. Setelah clingukan kaya orang ilang, plus dapet klaksonan dari supir2 angkot gara-gara menghambat lalu lintas, kita mutusin untuk naik angkot yang bapaknya kelihatan mulai panik gara-gara gak dapet penumpang :p
Masuk angkot yang masih belum ada manusianya, kita masih bisa ‘ongkang-ongkang’. Matanya jelalatan ngeliatin kesemrawutan lebak bulus... dan tiba-tiba. Jleger! Apa itu...???? nggak tau mataku yang udah mulai rabun atau apa, tapi kok supir angkot sebelah kayak anak SD ya? kucek-kucek. Anak SD. Kucek-kucek lagi... gak berubah.
Oke. Kita perjelas. Kemungkinan 1: Tadi itu anak SD (atau SMP). Nyupirin angkot. Kemungkinan 2: orang baby-face. Mungkin umur aslinya udah 19 tahun atau lebih. Kemungkinan 3: mungkin pak (atau dek)supir itu sebenernya udah 30tahunan tapi punya penyakit pertumbuhan yang aneh kayak esther di The Orphan, atau Benjamin Button. Salah satu dari itu. belum sembuh dari syok yg pertama, akhirnya angkot itu mulai penuh sama orang. Baru seper-delapan perjalanan, seorang pengamen dengan gaya punk lengkap dengan fiercing-an yang bikin merinding dan baju serba item masuk ke angkot. Tanpa ba-bi-bu, si pengamen punk ini langsung nyanyi. Sebenernya, karena ketakutan, aku nggak sempet denger dia itu nyanyi apa. Beberapa kata yang aku denger adalah: rakyat miskin, pejabat sama pejabat dan uang. Kira kira soal apa ya lagunya? :p . Akhirnya, lagu selesai. si pengamen minta ‘gaji’-nya. Sret.. 1000 rupiah keluar dengan mulus dari dompet. 1000? Kebanyakan kah? Nggak apalah, biar tu pengamen cepet pergi aja. Ngeri liatnya :p
Oo ya, tau nggak sih, selama 2 jam aku sama temenku itu jalan-jalan, yang kita lakuin adalah muter-muter nggak jelas sambil nyobain baju-baju. Pada akhirnya, baju yang berhasil dibawa pulang cuma hoodies kuning gonjreng (aku yg beli. Sumpah warnanya norak abis. Hehehehe). Nah, waktu jalan-jalan itu, kita berdua liat Dimas Beck! (bener nggak sih namanya?). thanks to Mira, karena kebutuhannya akan softlens membawa kami berdua ketemu mas Dimas! Pertama kali liat cuma ada satu komentar: kok situ ganteng banget sih mas?. Tapi beneran deh, aslinya lebih cakep daripada yang di tipi-tipi. Sayangnya, waktu itu, kita nyadar waktu kita udah keluar dari optik. Dan untuk balik lagi kesana, rasanya terlalu banyak harga diri yang dipertaruhkan (ciee...). sebernya kita pingin banget foto bareng, tapi karna gengsi, akhirnya niat baik itu terpaksa dibatalkan. Akhir-akhir ini, aku baru sadar, ngapain harus gensi coba? Kalo mau foto mah tinggal minta foto aja.. iya kan? Ahh.. tapi itulah penyesalan.. selalu datang diakhir. Kesimpulannya? nyeseeel!! T.T
Sebenernya masih banyak cerita yang belum sempet diceritain sih.. tapi kapan-kapan lagi aja ah. Lagi capek nih.
Wait! Ngapain aku di Jakarta? Well.. alasannya adalah karena urusan sekolah. Urusan sekolah? Yah... nggak usah dibahas lah. Nggak penting juga. Hehehehe
Oke. Jadi here i am. Di ibu-kota negara kita tercinta. “terpaksa” menetap di kota super padat ini selama 3 minggu karena ada urusan sekolah.
Hmm... 3 minggu? Lama ya. tapi jangan tanya apa aja yang udah aku lakuin selama 3 minggu itu. karena jawabannya adalah: Nggak Ada! Yap! Biarpun menetap selama 3 minggu, toh nyatanya karena kesibukan jadwal ‘acara sekolah’, jadinya nggak sempet kemana-mana. Belum lagi jadwal super aneh yang dibikin sekolah bener2 nggak memungkinkan untuk berpetualang di Jakarta. Super aneh karena hari libur ditetapkan pada hari selasa. Bukan minggu. T_T
Tapi tenang.. untungnya, selama disini aku sudah sempet plesir kok, jadi di posting-an kali ini ceritanya akan berisi plesiran di Jakarta.
Sebenernya, acara plesiran ini nggak spesial-spesial amat kok. Intinya adalah, seorang anak semarang norak- main ke PIM alias Pondok Indah Mall. Apalagi, selama 3 minggu disini (yang berarti 3 kali kesempatan libur) cuma sempat plesir ke situ.. biasa banget kan?
Jadi, karena pada kesempatan pertama liburan nggak sempet main kemana-mana, dikesempatan kedua, aku kekeuh banget pingin jalan-jalan. Setelah melalui proses perizinan yang, untungnya, lumayan gampang, aku berangkatlah diembel-embeli 5 buntut (baca: orang yang sama-sama terjebak dalam ‘urusan sekolah’). Berangkatlah kita naik angkot disambung dengan Busway.
Kita skip aja bagian berangkatnya. Dan... jeng jeng.. sampe juga ke PIM. Masuk ke PIM, rombongan misah. Tujuan utama: mesin ATM. Sayang, karena orang ndeso, akhirnya aku tanya ke bapak satpam. Sempet ada insiden malu-maluin juga sih... yang saking malu-maluinnya, gak bakal aku bahas. Habis ambil uang cari makan. Nyam nyam nyam. Selesai makan mau kemana? Nonton!
Nggak kerasa, udah jam 2 siang. Padahal kita cuma dikasih izin sampe jam 3, perjalanannya 1 jam. dua kata: pulang sekarang! Akhirnya, temen-temen mutusin buat pulang ke asrama. Nggak tau kenapa, rasanya kok nggak puas ya? akhirnya aku nekat nerusin jalan-jalan ditemenin seorang teman yang ikutan nekat karena nggak puas jalan2. Jam 4. Hmm... pulang ah... akhirnya kita pulang. Naik busway ke lebak bulus, dari situ lanjut pake angkot nomer 46 atau 106. Setelah clingukan kaya orang ilang, plus dapet klaksonan dari supir2 angkot gara-gara menghambat lalu lintas, kita mutusin untuk naik angkot yang bapaknya kelihatan mulai panik gara-gara gak dapet penumpang :p
Masuk angkot yang masih belum ada manusianya, kita masih bisa ‘ongkang-ongkang’. Matanya jelalatan ngeliatin kesemrawutan lebak bulus... dan tiba-tiba. Jleger! Apa itu...???? nggak tau mataku yang udah mulai rabun atau apa, tapi kok supir angkot sebelah kayak anak SD ya? kucek-kucek. Anak SD. Kucek-kucek lagi... gak berubah.
Oke. Kita perjelas. Kemungkinan 1: Tadi itu anak SD (atau SMP). Nyupirin angkot. Kemungkinan 2: orang baby-face. Mungkin umur aslinya udah 19 tahun atau lebih. Kemungkinan 3: mungkin pak (atau dek)supir itu sebenernya udah 30tahunan tapi punya penyakit pertumbuhan yang aneh kayak esther di The Orphan, atau Benjamin Button. Salah satu dari itu. belum sembuh dari syok yg pertama, akhirnya angkot itu mulai penuh sama orang. Baru seper-delapan perjalanan, seorang pengamen dengan gaya punk lengkap dengan fiercing-an yang bikin merinding dan baju serba item masuk ke angkot. Tanpa ba-bi-bu, si pengamen punk ini langsung nyanyi. Sebenernya, karena ketakutan, aku nggak sempet denger dia itu nyanyi apa. Beberapa kata yang aku denger adalah: rakyat miskin, pejabat sama pejabat dan uang. Kira kira soal apa ya lagunya? :p . Akhirnya, lagu selesai. si pengamen minta ‘gaji’-nya. Sret.. 1000 rupiah keluar dengan mulus dari dompet. 1000? Kebanyakan kah? Nggak apalah, biar tu pengamen cepet pergi aja. Ngeri liatnya :p
Oo ya, tau nggak sih, selama 2 jam aku sama temenku itu jalan-jalan, yang kita lakuin adalah muter-muter nggak jelas sambil nyobain baju-baju. Pada akhirnya, baju yang berhasil dibawa pulang cuma hoodies kuning gonjreng (aku yg beli. Sumpah warnanya norak abis. Hehehehe). Nah, waktu jalan-jalan itu, kita berdua liat Dimas Beck! (bener nggak sih namanya?). thanks to Mira, karena kebutuhannya akan softlens membawa kami berdua ketemu mas Dimas! Pertama kali liat cuma ada satu komentar: kok situ ganteng banget sih mas?. Tapi beneran deh, aslinya lebih cakep daripada yang di tipi-tipi. Sayangnya, waktu itu, kita nyadar waktu kita udah keluar dari optik. Dan untuk balik lagi kesana, rasanya terlalu banyak harga diri yang dipertaruhkan (ciee...). sebernya kita pingin banget foto bareng, tapi karna gengsi, akhirnya niat baik itu terpaksa dibatalkan. Akhir-akhir ini, aku baru sadar, ngapain harus gensi coba? Kalo mau foto mah tinggal minta foto aja.. iya kan? Ahh.. tapi itulah penyesalan.. selalu datang diakhir. Kesimpulannya? nyeseeel!! T.T
Sebenernya masih banyak cerita yang belum sempet diceritain sih.. tapi kapan-kapan lagi aja ah. Lagi capek nih.
Joe goes to Asia (?)
menurut pantauan dan pengamatan dari salah satu official site Joe Brooks, sudah beberapa kali si cakep menyinggung hal-hal berbau Asia. Nggak percaya? berikut status2nya... .
I want to go to Kuala Lumpur.
Just got off a 15-way call with all the interns! Awesome group of people! Will be looking for a Spanish speaking and Asian Intern soon... LOVE x
Currently looking for an intern for Asia! Those of you interested email your resume to intern@joebrooks.com :)
hore hore
huaaa... seneng banget nih! hari ini, setelah hampir 2 bulan mogok nge-blog aku mulai nulis lagi...
kenapa tiba-tiba? hehehe... bermula dari alasan mogok yaitu malfunction dari statistik blogger (maklum saya orang yang agak narsis... sukanya liat berapa banyak yang baca :p), hari ini ternyata udah bener!!! yay! makasih bang teknisi blogger.. lop yu pul lah..
berhubung udah nggak ada yang bisa dijadiin alesan, ya udah nulis lagi aja.
kenapa tiba-tiba? hehehe... bermula dari alasan mogok yaitu malfunction dari statistik blogger (maklum saya orang yang agak narsis... sukanya liat berapa banyak yang baca :p), hari ini ternyata udah bener!!! yay! makasih bang teknisi blogger.. lop yu pul lah..
berhubung udah nggak ada yang bisa dijadiin alesan, ya udah nulis lagi aja.
Si Yummy Oreo Star!
doyan baca? doyan nonton? Doyan ngemil?
baca buku sama nonton film emang asyik banget! apalagi kalo ada cemilannya! yum...
masalahnya, kadang cemilan itu justru bikin buku kotor atau nggak konsen nonton! haduh!
trus gimana? salah satu makanan yang paling gampang dimakan dalam kondisi kayak gini adalah biskuit. dan ngomong soal biskuit, jelas gak bakal jauh dari Oreo, si bunder item manis ini emang enak banget! apalagi cream ditengahnya... hmmm... (ngiler)
tapi makan oreo yang itu bosen aah.. weits! jangan khawatir bos! sekarang kan udah ada Oreo wafer stick, Oreo Bolu dan yang baru.... Oreo Star!

rasanya gimana? hmm, dibandingin sama Oreo classic (yg bentuk cream ditengah) rasanya mirip-mirip lah. bedanya, kalo di yang classic, untuk biskuit rasanya kan agak pait coklat dan "stuff"-nya rasanya manis banget. sementara di Oreo Star, Creamnya nggak banyak dan nggak terlalu manis. rasa manisnya justru dari biskuit itemnya. beda kaannn... selain itu secara tekstur, biskuit untuk Oreo star lebih empuk dikiit... daripada Oreo Classic. yang bikin makin nggak nahan, bentuknya itu lho... lucuuu...
hmm... kalo liat beginian kok gak nyambung sama isi blog yang lain yah? biarin ah! lagi nyoba2 peruntungan, siapa tau ntar gedenya jadi kayak pak Bondan. ya gak pak? hhehe
baca buku sama nonton film emang asyik banget! apalagi kalo ada cemilannya! yum...
masalahnya, kadang cemilan itu justru bikin buku kotor atau nggak konsen nonton! haduh!
trus gimana? salah satu makanan yang paling gampang dimakan dalam kondisi kayak gini adalah biskuit. dan ngomong soal biskuit, jelas gak bakal jauh dari Oreo, si bunder item manis ini emang enak banget! apalagi cream ditengahnya... hmmm... (ngiler)
tapi makan oreo yang itu bosen aah.. weits! jangan khawatir bos! sekarang kan udah ada Oreo wafer stick, Oreo Bolu dan yang baru.... Oreo Star!
rasanya gimana? hmm, dibandingin sama Oreo classic (yg bentuk cream ditengah) rasanya mirip-mirip lah. bedanya, kalo di yang classic, untuk biskuit rasanya kan agak pait coklat dan "stuff"-nya rasanya manis banget. sementara di Oreo Star, Creamnya nggak banyak dan nggak terlalu manis. rasa manisnya justru dari biskuit itemnya. beda kaannn... selain itu secara tekstur, biskuit untuk Oreo star lebih empuk dikiit... daripada Oreo Classic. yang bikin makin nggak nahan, bentuknya itu lho... lucuuu...
hmm... kalo liat beginian kok gak nyambung sama isi blog yang lain yah? biarin ah! lagi nyoba2 peruntungan, siapa tau ntar gedenya jadi kayak pak Bondan. ya gak pak? hhehe
Jumat, 07 Januari 2011
Biografi Joe Brooks


baru dapet tugas bikin biografi singkat dari guru nih. akhirnya aku milih Joe Brooks aja... yang udah tau luar-dalem :p
abis dibaca, kelihatannya oke juga nih buat di postingin...
Joe Brooks
Awal mula kecintaanya pada musik muncul ketika ia berumur 16 tahun. Tepat setelah menonton konser Derrin Nauendorf di The Brook, ia memutuskan untuk belajar bermain gitar. Sejak saat itu ia terus mem-posting lagu ciptaanya melalui situs Myspace. The Brook sendiri merupakan tempat bersejarah baginya, karena disitulah ia melakukan debut pertamanya sebagai penyanyi indie (independent).
Sebelum menandatangani kontrak dengan Lava record, Joe memiliki karir sebagai penyanyi indie yang luar biasa. Bahkan sebelum memiliki major label yang menaunginya, Joe Brooks telah berhasil mencapai angka 12 juta untuk pemutaran lagu di akun Myspacenya yang bernama joebrooksmusic. Selain itu ia berhasil mengadakan 16 konser dengan semua tiket terjual habis tanpa bantuan siapapun. Ia juga sukses mengadakan konser ke negeri seberang , Amerika Serikat, dengan penjualan tiket terakhir seharga 12 kali harga awal. Selama itu ia memiliki sebuah album self-publish berjudul M a y b e T o m o r r o w . inilah masa dimana ia menciptakan lagu berjudul Superman yang membuat namanya melejit dan menempatkannya pada posisi teratas UK's unsigned artist di MySpace selama hampir setahun penuh. Pada akhirnya, karir independen Joe Brooks harus berakhir pada tahun 2010 setelah ia menandatangani kontraknya dengan Lava record. Pada tahun yang sama ia hijrah ke Los Angeles, Amerika, untuk kepentingan rekaman album pertama dengan major label yang diberi judul Constellation Me yang pada tanggal 7 Septembember 2010 resmi dirilis. Dialbum ini turut disertakan pula lagu Superman yang merupakan lagu yang paling sering diputar diantara semua lagunya.

Constellation Me sendiri dipublikasikan dengan cara yang unik. Tidak seperti penyanyi pop kebanyakan yang memilih mempromosikan lagunya secara besar-besaran, Joe memilih mempromosikan lagunya dengan cara “kekeluargaan”. Ia memilih untuk melakukannya perlahan-lahan dengan mendekatkan diri pada para penggemarnya melalui berbagai jejaring sosial seperti facebook, twitter dan blogspot. Dan yang paling mengejutkan adalah bahwa ia sendirilah yang mengurus semua official site miliknya. Sifatnya yang rendah hati itulah yang membuatnya banyak disukai. Tak jarang ia meminta saran pada penggemarnya. Ia juga menerima semua kritikan yang dialamatkan padanya dengan baik. Kerja kerasnya berbuah manis. Jumlah penggemarnya terus bertambah seiring berjalannya waktu. Kepribadiannya yang menyenangkan dan keramahannya pada penggemar memberinya banyak penggemar setia dari segala penjuru dunia. Selain mendekatkan diri dengan para penggemarnya, dengan bantuan Lava record ia berhasil menjual lagu-lagunya lewat iTunes dan Myspace. Ia juga aktif mempromosikan sesama pendatang baru sepertinya.
Bila dicermati, musik ciptaan Joe Brooks banyak terpengaruh aliran musik Jason Mraz, John Meyer dan James Taylor. Dan memang pria yang mengidolakan Ray Charles ini mengakui kebenaran hal itu. lagu yang ia bawakan menuai banyak pujian dari penyanyi-penyanyi yang telah lebih dulu terjun ke dunia musik. Bahkan majalah Seventeen menjulukinya the next John Meyer.
Saat ini Joe Brooks tinggal bergantian di Amerika dan Inggris. Ia disibukan dengan berbagai kegiatan tour dan promosi album. Menjadi artis tidak mengubah kepribadian Joe. Ia tetaplah Joe yang sama dengan logat Britishnya. Disela-sela waktunya, ia bermain dengan anjing peliharaannya yang bernama Molly atau merawat kebun sayur di halaman belakang, suatu hal yang sangat ia sukai meskipun sayur yang ia tanam selalu tumbuh dengan ukuran mini.

Constellation Me sendiri dipublikasikan dengan cara yang unik. Tidak seperti penyanyi pop kebanyakan yang memilih mempromosikan lagunya secara besar-besaran, Joe memilih mempromosikan lagunya dengan cara “kekeluargaan”. Ia memilih untuk melakukannya perlahan-lahan dengan mendekatkan diri pada para penggemarnya melalui berbagai jejaring sosial seperti facebook, twitter dan blogspot. Dan yang paling mengejutkan adalah bahwa ia sendirilah yang mengurus semua official site miliknya. Sifatnya yang rendah hati itulah yang membuatnya banyak disukai. Tak jarang ia meminta saran pada penggemarnya. Ia juga menerima semua kritikan yang dialamatkan padanya dengan baik. Kerja kerasnya berbuah manis. Jumlah penggemarnya terus bertambah seiring berjalannya waktu. Kepribadiannya yang menyenangkan dan keramahannya pada penggemar memberinya banyak penggemar setia dari segala penjuru dunia. Selain mendekatkan diri dengan para penggemarnya, dengan bantuan Lava record ia berhasil menjual lagu-lagunya lewat iTunes dan Myspace. Ia juga aktif mempromosikan sesama pendatang baru sepertinya.
Bila dicermati, musik ciptaan Joe Brooks banyak terpengaruh aliran musik Jason Mraz, John Meyer dan James Taylor. Dan memang pria yang mengidolakan Ray Charles ini mengakui kebenaran hal itu. lagu yang ia bawakan menuai banyak pujian dari penyanyi-penyanyi yang telah lebih dulu terjun ke dunia musik. Bahkan majalah Seventeen menjulukinya the next John Meyer.
Saat ini Joe Brooks tinggal bergantian di Amerika dan Inggris. Ia disibukan dengan berbagai kegiatan tour dan promosi album. Menjadi artis tidak mengubah kepribadian Joe. Ia tetaplah Joe yang sama dengan logat Britishnya. Disela-sela waktunya, ia bermain dengan anjing peliharaannya yang bernama Molly atau merawat kebun sayur di halaman belakang, suatu hal yang sangat ia sukai meskipun sayur yang ia tanam selalu tumbuh dengan ukuran mini.
Copyrighted everything is possible 2009. All rights reserved. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates. Wordpress designed by Simplywp